Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

About

Popular Posts

Blogger templates

Blogger news

Blogroll

Selasa, 31 Maret 2015

Info link Kebejatan-kebejatan pembesar ( pendeta) kristen

1. David Koresh, pendeta Advent Amerika yang mengaku titisan Yesus agar bisa setubuhi 140 jemaatnya
http://en.wikipedia.org/wiki/David_Koresh


2. Pendeta perkosa 3 gadis di gereja
http://www.wcvb.com/.../another-youth-accuses.../27852614

3. Pdt Glenn VanZandt ditangkap karena sering sodomi jemaatnya
http://www.myfoxal.com/.../pleasant-grove-pd-arrest...

4. Kepala gereja Kolumbia aniaya dan zinahi wanita tua di lantai
http://www.wistv.com/.../columbia-pastor-accused-of-rape

5. Pdt Tyrone Banks perkosa gadis 13 tahun di dalam gereja
http://www.nydailynews.com/.../pastor-58-raped-girl-13...

6. Pdt William Best Jr mengaku sering setubuhi jemaatnya di gereja
http://www.dailymail.co.uk/.../Alabama-Pastor-accused...

7. Pendeta ini ditangkap setelah setubuhi gadis 11 tahun
http://tbo.com/.../deputies-wimauma-pastor-had-sex-with.../

8. Polisi bongkar kedok pendeta cabul yang setubuhi jemaatnya usai kebaktian dengan modus pemulihan
http://www.vanguardngr.com/.../police-nab-cs-pastor.../

9. Misionaris New York cabuli 2 gadis 12 tahun
http://www.christianpost.com/.../bronx-pastor-pleads.../

10. Pastor ini setubuhi 2 gadis 15 tahun di gereja
http://www.wbko.com/.../Former-Youth-Pastor-Charged-with...

11. Jemaat gereja ini perkosa bayi berusia 2 tahun
http://www.click2houston.com/.../man-charged.../29405198

12. Alami gangguan seksual, pendeta homo cabuli bocah 14 tahun
http://www.wkrn.com/.../pastor-arrested-for-raping-14...

13. Terbongkarnya kedok pendeta cabul yang zinahi murid muridnya
http://allafrica.com/stories/201312170334.html

14. Pendeta Robert Martin Gumbura mewajibkan semua jemaat wanita bersetubuh dengan dia sebelum menikah
http://allafrica.com/stories/201312140339.html

15. Pendeta ini perkosa gadis pengidap epilepsi berusia 14 tahun
http://www.namibian.com.na/indexx.php?id=19863...

16. Pastur ini perkosa istri pastur lainya dalam gereja
http://www.gistmania.com/talk/topic,45238.0.html

17. Pastur ini ditangkap setelah perkosa 2 gadis 8 tahun
http://www.sanduskyregister.com/.../sexual-assault/5642011

18. Pastur ini kembali perkosa gadis 13 tahun
http://blog.al.com/.../05/jeffco_pastor_charged_in_rape.html

19. Dengan modus pengobatan dalam nama Yesus, Pdt Jacoby kindred zinahi 2 gadis remaja
http://www.huffingtonpost.com/.../jacoby-kindred-pastor...

20. Pastor LeNell McGee didakwa dengan tindakan pemerkosaan
http://www.msnewsnow.com/.../local-pastor-arrested...

21. Pendeta ini didenda 60.000 dollar setelah perkosa jemaatnya
http://www.wsfa.com/.../shelby-county-pastor-charged-with...

22. Pastor ini ditembak mati setelah memperkosa
http://www.kplctv.com/.../sheriff-wife-of-man-accused-of...

23. Pendeta Advent perkosa wanita
http://www.naij.com/51390.html

24. Pdt Danny R. Hollins terlibat kasus pemerkosaan
http://www.wlox.com/.../jackson-pastor-steps-down-over...

25. Pendeta ini ditangkap setelah menhamili istri temanya
http://www.nyasatimes.com/.../pastor-arrested-in-malawi.../

26. Mantan pendeta ditangkap setelah perkosa 3 wanita
http://www.theleafchronicle.com/.../former.../13066195/

27. Pastur homo cabuli bocah lelaki atas nama Tuhan
http://www.addictinginfo.org/.../iowa-youth-pastor-rapes.../

28. Penginjil ditangkap setelah perkosa gadis cacat mental
http://theadvocate.com/news/police/8515596-123/story.html

30. Pastur ditangkap setelah menculik dan memperkosa gadis 15 tahun
http://rekordcenturion.co.za/.../pastor-arrested-for.../

31. Berkedok pengobatan spiritual, pendeta ini perkosa jemaatnya
http://sunnewsonline.com/new/?p=86731

32. Pastor 76 tahun perkosa jemaatnya
http://harare24.com/index-id-news-zk-14837.html

33. Pendeta dijatuhi hukuman 20 tahun penjara setelah memperkosa 3 wanita
http://www.abcnews4.com/.../phone-logs-kick-off-second...

34. Pendeta Inggis perkosa jemaatnya
http://www.suffolknewsherald.com/.../suffolk-minister.../

35. Kepala Gereja Afrika Selatan terlibat kasus pemerkosaan
http://www.iol.co.za/.../pastor-accused-of-raping-women-1...

36. Pendeta cabul tiduri gadis 12 tahun
http://logbaby.com/.../pastor-rapes-12-year-old-girl_8644...

37. Pendeta Amerika perkosa anak kandungnya sendiri
http://www.kait8.com/.../pastor-in-rape-trial-listens-to...

38. Pendeta perkosa jemaatnya sendiri
http://www.punchng.com/.../i-dont-like-sex-its-the-devil.../

39. Pendeta didakwa melakukan perkosaan yang melibatkan anak di bawah umur
http://rjrnewsonline.com/.../st-thomas-pastor-charged...

40. Pastur cabul zinahi 4 jemaatnya dibelakang gereja
http://rt.com/usa/pastor-raping-richardson-trailer-487/
Unknown
Senin, 30 Maret 2015

Politikus PKS Tuntut Menkominfo Jelaskan Pemblokiran Media Islam

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informasi diminta menjelaskan pemblokiran sejumah media online Isla agar tak menimbulkan kegaduhan di masyarakat. Karena media-media tersebut justru selama ini menantang paham radikal Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
"Sampai saat ini tidak ada penjelasan resmi Menkominfo tapi tiba-tiba saja menyeruak di masyarakat. Maksudnya apa? Apakah operasi, atau apa? Pemerintah sebaiknya terbuka saja, jangan tiba-tiba saja dan diam-diam. Pemerintah harus menjelaskan," kritik anggota Komisi I DPR RI Ahmad Zainuddin dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (31/3/2015).
Pemblokiran sejumlah media online Islam dikabarkan atas permintaan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terkait penyebaran paham ISIS. Namun pihak Kemenkominfo belum menjelaskan alasan pemblokiran  tersebut.
Zainuddin mendukung pemerintah melakukan pencegahan paham ISIS menyebar. Sebagaimana ormas-ormas Islam dan juga media-media Islam resmi di Indonesia yang menolak cara-cara kekerasan yang dilakukan ISIS selama ini.
Politikus Partai Keadilan Sejahtera itu menyayangkan pemblokiran berlangsung secara diam-diam dan tertutup. Ia menyamakan langkah pemerintah demikian sama saja membredel kebebasan pers yang dijamin undang-undang.
"Kita mencoba menegakkan demokrasi dan menolak radikalisme agama. Tapi dengen membredel media, itu membunuh kebebasan pers yang menjadi pilar demokrasi," tegasnya.

Sumber artikel:
Unknown

Situs-situs Ini Diblokir Pemerintah karena Dianggap Sebarkan Paham Radikalisme


Surat itu ditujukan kepada penyelenggara ISP untuk segera memblokir 19 situs yang dianggap BNPT menyebarkan paham radikal. Namun, hingga Senin (30/3/2015), situs-situs itu masih bisa diakses.
Berikut 19 situs yang dipermasalahkan:
1. Arrahmah.com
2. Voa-islam.com
3. Ghur4ba.blogspot.com
4. Panjimas.com
5. Thoriquna.com
6. Dakwatuna.com
7. Kalifahmujahid.com
8. An-najah.net
9. Muslimdaily.net
10. Hidayatullah.com
11. Salam-online.com
12. Aqlislamiccenter.com
13. Kiblat.net
14. Dakwahmedia.com
15. Muqawamah.com
16. Lasdipo.com
17. Gemaislam.com
18. Eramuslim.com
19. Daulahislam.com

sumber artkel:
http://nasional.kompas.com/read/2015/03/30/16241071/Situs-situs.Ini.Diblokir.Pemerintah.karena.Dianggap.Sebarkan.Paham.Radikalisme
Unknown

Konflik Yaman: Multi Aspek dan Multi Dampak

Halaman 1 dari 6
Konflik Yaman: Multi Aspek dan Multi Dampak
Jakarta - Dahulu kala, Yaman yang terdiri dari Yaman Utara dan Yaman Selatan adalah negeri yang damai, bahkan Yaman dikenal dengan negeri Arabia Felix (Arab yang berbahagia). Namun sejak tahun 1994, sebutan tersebut tidak lekat di Yaman lagi, karena Yaman kini tengah dalam pusaran 'sejuta konflik' di berbagai sisi negeri.

Pada tahun 1994, konflik perang saudara menerpa Yaman, antara pemerintah Yaman dengan pengikut partai sosialis di wilayah selatan Yaman. Konflik ini dipicu keinginan untuk melepaskan diri dan membentuk kembali negara Yaman Selatan. Perang yang dikenal dengan sebutan “Perang Musim Panas 94” ini berakhir setelah Pemerintah Yaman berhasil menguasai keadaan.

Setelah Yaman bagian selatan reda, Yaman kembali digoyang pemberontakan kelompok Al-Houthi di wilayah utara, di Provinsi Sa'adah, yang berbatasan langsung dengan Arab Saudi. Kelompok Al Houthi ini sebenarnya ada sejak tahun 1994, namun pada tahun 2004 mulai melakukan perlawanan total.

Nama Al Houthi dinisbatkan pada pemimpin mereka, Hussein Badreddin Al-Houthi yang tewas dibunuh tentara Yaman tahun 2004. Awalnya kelompok ini menamakan diri "As-Shabab Al-Mukminin" kelompok oposisi yang menentang invasi AS di Irak serta campur tangan AS di Yaman. Setelah pemimpin gerakan ini Hussein Badreddin Al Houthi terbunuh, saudaranya bernama Abdul Malik Houthi menggantikan posisinya. Ia mempopulerkan nama Al Houthi sebagai nama gerakannya. Gerilyawan Al Houthi mayoritas Muslim Zaidiyah (salah satu aliran dalam Syiah), maka dianggap ancaman serius bagi Yaman dan Arab Saudi.

Untuk mengatasi gerilyawan Al Houthi, Arab Saudi sudi menyuntikkan dana ke Yaman setiap tahun US$ 2 miliar. Dengan target menjamin keamanan wilayah perbatasan Arab Saudi - Yaman. Arab Saudi khawatir pemberontakan itu merembet ke wilayahnya. Yaman dan Arab Saudi juga menuding ada peran Iran di balik pemberontakan Al Houthi, bahwa senjata Al Houthi itu disuplai Iran.

Tudingan dan dugaan ini kemungkinan ada benarnya, karena ada pengakuan dari Rajeh Badi, salah seorang utusan Al Houthi ke Iran pada awal Maret 2015. Badi menyatakan, kelompok Syiah Al-Houthi yang saat ini secara de facto memegang kekuasaan di Yaman mengaku mendapatkan jaminan bantuan ekonomi dan persenjataan dari Iran. Badi menegaskan ada komitmen Iran akan membantu perekonomian Yaman dengan membangun pembangkit listrik dan bahan bakarnya untuk kebutuhan setahun, serta dukungan di bidang militer. Parahnya, Pemerintah Yaman mempersenjatai suku-suku membentuk milisi untuk menghadapi kelompok Al Houthi.

Di sisi lain, Arab Saudi dan Yaman adalah partner bangsa Arab yang keduanya memiliki kedekatan dengan Amerika Serikat. Selama Yaman memerangi Al Houthi, AS diduga kuat terlibat membantu, dengan bukti jet-jet tempur yang lalu lalang adalah milik AS. Menguatnya bantuan Amerika Serikat ke Yaman tersebut menarik perhatian Al Qaeda, karena Al Qaeda selalu mengincar AS. Jihadis Al Qaeda segera berdatangan ke Yaman Selatan, menyebabkan Yaman Selatan yang dulu dipengaruhi komunis, kini menjadi basis kelompok Salafi Jihadi Al Qaeda.
 
Unknown

Arab Saudi-Iran di Balik Kisruh Yaman



Kelompok pemberontak Syiah Houthi yang didukung Iran mampu menekan pemerintah Sunni Yaman hingga harus berlindung di belakang perisai Arab Saudi. Kekisruhan di Yaman menjadi ”pertarungan” antara Arab Saudi dan Iran.

Kedua negara sudah memperjelas posisi mereka dalam konflik internal Yaman. Berbicara konflik di Yaman tidak bisa terlepas dari akar permasalahan yang pernah timbul . Yaman merupakan negara yang berpotensi bergejolak. Sebab, fraksi regional mulai terbentuk di jajaran atas ataupun bawah dengan alas utama Syiah dan Sunni.

Pemerintah terpilih sering memalingkan muka dari wilayah Saada yang didominasi Houthi. Isu sosio-ekonomi mengenai distribusi kekayaan juga menjadi penyebab utama timbulnya benih-benih permusuhan. Belum lama ini Houthi berhasil menggulingkan Presiden Abd Rabbuh Mansour Al-Hadi karena tidak puas dengan kebijakannya yang akan memangkas subsidi minyak.

Ketidakstabilan politik di Yaman dilihat Negara Teluk sebagai situasi yang berbahaya. Alasannya, Iran berpotensi memperluas bayangan kekuasaan dan membentuk boneka perwakilan. Sebelumnya kabar Iran dan milisi bayangannya akan mengambil alih Irak dari Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) membuat Negara Teluk panas.

Dilaporkan Al Jazeera, posisi negaranegara Teluk di Timur Tengah semakin tertekan karena pemeriksaan program nuklir Iran hampir 90% selesai. Iran memiliki potensi kekuatan pertahanan yang dikhawatirkan Negara Teluk akan digunakan untuk menguasai Timur Tengah. Dengan berpijak pada sekte Islam yang berbeda, negara Teluk enggan bertekuk lutut di bawah kaki Iran.

Pergerakan maju milisi Houthi di Yaman mempersempit jumlah pilihan yang bisa dipilih Negara Teluk. Mereka mau tak mau harus mengambil aksi konkret untuk mencegah agar Yaman tidak jatuh ke tangan Houthi. Akhirnya, negara-negara Teluk membentuk koalisi yang dipimpin Arab Saudi dan melancarkan intervensi militer.

Houthi tidak berdaya karena popularitas mereka juga tidak begitu melambung di wilayah yang mereka kuasai saat ini, yakni Taiz, Sana’a, dan Aden Selatan. Propaganda mereka gagal menembus semua lapisan masyarakat Yaman. Bahkan, kadang disobek. Akibatnya, reaksi masyarakat di wilayah Taiz dan Sana’a bercampur aduk.

Di beberapa kota, tanpa diduga, masyarakat justru memprotes dan melanggar aturan yang ditetapkan Houthi. Sepertinya, Houthi tidak akan mampu mempertahankan ambisi mereka dalam waktu lama. Apalagi, di wilayah selatan Yaman, protes selalu pecah. Mereka tidak mau mengakui Houthi yang datang dari utara.

Melihat kenyataan itu, dominasi Iran di Yaman kemungkinan besar akan berakhir tidak sesuai harapan. Kondisi itu akan memaksa pihak terkait di Yaman untuk membuka pintu solusi diplomatik. Koalisi pimpinan Arab Saudi juga mengatakan hanya akan memberikan bantuan militer sampai situasi di Yaman kembali aman dan terkendali.

Arab Saudi dan sekutunya sadar pencegahan pergerakan Houthi bukan tugas yang mudah. Serangan udara tidaklah cukup untuk memukul mundur Houthi. Meski sudah menyiagakan 150.000 tentara angkatan darat di wilayah perbatasan, Arab Saudi masih memerlukan persiapan yang matang karena medan tempur di Yaman sulit ditaklukkan.

Juru bicara (jubir) koalisi Brigadir Ahmed al-Asiri mengatakan, pihaknya hanya akan menggelar dukungan udara. ”Sampai saat ini tidak ada rencana untuk menurunkan tentara angkatan darat,” kata al-Asiri pekan lalu. Kendati demikian, tentara angkatan darat sudah siap terjun ke medan perang. Arab Saudi telah menurunkan 100 pesawat jet tempur, sedangkan Uni Emirat Arab 30, Kuwait 15, Qatar 10, dan Bahrain 12. Hanya Oman yang tidak mendaftarkan diri mendukung misi Arab Saudi.

Al- Asiri mengatakan, intervensi militer dari koalisi pimpinan Arab Saudi akan terus berlanjut selama masih diperlukan. Koalisi dilaporkan sedang mencoba membombardir kamp resepsi lokasi perekrutan milisi baru yang loyal terhadap Ali Abdullah Saleh, mantan presiden Yaman yang pro-Houthi, di wilayah barat Sana’a.

Beberapa saksi mata juga menerangkan adanya ledakan hebat di pangkalan udara al-Anad dan Tariq. Kelompok Hak Asasi Manusia (HAM) Amensti Internasional mengatakan, enam anak meninggal dunia dari total 25 korban dalam serangan udara pertama. Houthi juga menyampaikan, 18 orang tewas akibat bombardir itu.

Ribuan warga memprotes serangan koalisi pimpinan Arab Saudi di Sana’a karena ada warga sipil yang ikut menjadi korban. Kini sebagian besar zona perang dan zona yang berpotensi menjadi medan perang seperti Aden sudah ditinggalkan warga sipil. Banyak toko dan gedung bisnis yang tutup di kota Aden. ”Bank tidak akan dibuka kembali sampai situasi keamanan terjamin. Rumah sakit juga mengajukan donasi darah bagi korban luka-luka,” kata saksi mata, Bashrahil Hisham.

Sementara itu, Gedung Putih mengaku ikut berkoordinasi melalui intelijen untuk mendukung koalisi pimpinan Arab Saudi. Namun, mereka tidak terlibat secara langsung di lapangan. Juru bicara (jubir) Kemlu AS Jeff Rathke mengatakan, AS berpihak pada Arab Saudi. ”Kami memahami keprihatinan Arab Saudi dan mendukung upaya mereka,” katanya.

Pemimpin Houthi Abdel-Malek al- Houthi mengatakan, serangan udara koalisi pimpinan Arab Saudi hanya menimbulkan kebencian. ”Apa yang mereka harapkan dari kami. Menyerah dan bersikap layaknya pengecut? Tentu saja tidak. Itu bukan jalan pikiran orang Yaman. Sebanyak 24 juta orang Yaman akan bersatu melawan balik,” kata al-Houthi.

Muh shamil 

 Sumber artikel...
Unknown

Ada Apa dengan Yaman?

Ada apa dengan Yaman? Sebaiknya kita lihat dulu petanya.
Sumber peta: www.nystromnet.com
Di peta terlihat bahwa Yaman berbatasan darat dengan Arab Saudi, dan menguasai perairan strategis Bab el Mandab dan teluk Aden, dan bahkan menguasai pulau Socotra yang kini menjadi pangkalan militer AS. Jalur perairan ini sangat penting karena menjadi tempat lewatnya kapal-kapal tanker pembawa minyak dari Teluk Persia ke Eropa (melewati Terusan Suez). AS sangat berambisi mengontrol jalur minyak ini dan di saat yang sama, secara ekonomi Iran pun terancam bila AS sampai menguasai jalur tersebut. Selain itu, meski saat ini produksi minyak Yaman hanya 0,2% dari total produksi minyak dunia, negeri ini menyimpan cadangan minyak yang sangat sangat besar.
Kelompok-kelompok Utama dalam Konflik Yaman:
  1. Ikhwanul Muslimin vs Imam Yahya (Syiah Zaidiyah)
Yaman tadinya berada di bawah kekuasaan Imperium Ottoman. Kemudian, setelah Ottoman kalah dalam Perang Dunia I, Inggris menguasai Yaman selatan (terutama wilayah Aden yang menguasai jalur laut); sementara Yaman utara dikuasai oleh Imam Yahya yang bermazhab Syiah Zaidiah, yang membentuk Kerajaan Yaman. Italia mengakui pemerintahan Imam Yahya, sementara Inggris menentangnya karena tekad Imam Yahya adalah mengusir Inggris dan menyatukan Yaman.
Inggris (dan Mesir) membacking gerakan “Free Yemenis” yang berafiliasi dengan Ikhwanul Muslimin. Gerakan ini pada tahun 1962 berhasil menggulingkan pemerintahan Imam Yahya dan memproklamasikan “Republik Arab Yaman.”
Pemerintahan baru ini memperluas gerakan untuk menguasai Yaman selatan (yang dikuasai Inggris), dengan meminta bantuan militer dari Presiden Mesir, Gamal Abdul Nasser yang mengirim 70.000 tentara ke Yaman (1962-1965).
Inggris, yang memusuhi Nasser akibat aksinya menasionalisasi Terusan Suez tahun 1956, menggunakan konflik internal Yaman untuk melemahkan Nasser, dengan bantuan Mossad, CIA, intelijen Arab Saudi, dan SAVAK (intel Iran zaman Syah Pahlevi). Selama tahun 1960-an, AS menyuplai perlengkapan militer Arab Saudi senilai 500 juta Dollar (agar Arab Saudi semakin kuat dan memegang kendali dalam konflik di Yaman). Tahun 1968, Nasser mundur dari Yaman, dan setahun sebelumnya, Inggris juga angkat kaki dari negara itu.
Namun, kelompok pro Naser masih eksis hingga sekarang dan menjadi salah satu aktor utama politik Yaman, yaitu the Nasserite Unionist People’s Organization.
  1. Partai Sosialis vs Ikhwanul Muslimin
Tahun 1967, the National Liberation Front (NLF) yang berhaluan Marxis menguasai Yaman selatan dan membentuk negara independen (Republik Rakyat Demokratik Yaman). Sementara itu, sejak tahun 1978, Republik Arab Yaman dipimpin oleh Presiden Ali Abdullah Saleh.
Runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1990 membuat kedua pemerintahan Yaman yang memang lemah memutuskan memulai negosiasi untuk bersatu. Pada Mei 1990, terbentuklah pemerintahan persatuan dengan nama Republik Arab Yaman, dengan Ali Abdullah Saleh sebagai presiden dan Ali Salim Beidh (semula Presiden Yaman selatan, berasal dari partai sosialis) menjadi wakil presiden. Untuk menundukkan orang-orang sosialis, Saleh bekerja sama dengan anasir Ikhwanul Muslimin (Partai Islah atau Partai Reformasi didirikan 13 Sept 1993. Menurut pendirinya, Syekh Abdullah bin Hasan al-Ahmar, tujuan utama didirikannya partai ini adalah untuk melawan orang-orang sosialis). Saleh harus menggunakan tangan Partai Islah, karena partainya sendiri (the General People’s Congress) terikat perjanjian unifikasi dengan Partai Sosialis.
Namun belakangan, IM dan Sosialis (dan Nasserite) justru bergabung untuk melawan Saleh; mereka membentuk Joint Meeting Parties (JMP).
  1. Rezim Saleh Vs Ikhwanul Muslimin
Kekuasaan Ikhwanul Muslimin (IM) di Yaman sangat besar sejak mereka berhasil menggulingkan Imam Yahya. Mereka menguasai separuh institusi pendidikan di Yaman (dan mendapatkan dana yang besar dari Arab Saudi). Tokoh IM juga menjadi pejabat di Dinas Intel dan berperan besar dalam membungkam kelompok kiri dan komunis. Empat menteri penting juga dijabat orang IM (menkeu, mendagri, mendiknas, dan menkeh). Pejabat-pejabat penting di pemerintahan pun banyak yang dipegang tokoh IM.
Pengaruh besar IM ini membuat khawatir Presiden Saleh dan sejak tahun 2001, ia mulai melucuti kekuasaan IM dengan cara merombak sistem pendidikan. Sejak itu konflik antara kedua faksi ini semakin meluas. Bila pada pilpres 1999, IM (Partai Islah/Partai Reformis) mencalonkan Saleh sebagai kandidat presiden, tahun 2006 mereka mendukung lawan Saleh, Faisal Bin Shamlan (namun Saleh tetap menang pilpres).
  1. Rezim Saleh vs Sosialis dan Suku Houthi (Ansarullah)
Meskipun memiliki cadangan minyak yang kaya dan posisi yang sangat strategis, Yaman adalah negara miskin, menghadapi krisis pangan, dan ketidakadilan ekonomi. Berbagai gerakan pemberontakan terhadap Rezim Saleh bermunculan. Tahun 1994, Wapres Ali Salim Beidh (sosialis) mundur dan kelompok sosialis kemudian angkat senjata dan terjadilah perang sipil. Presiden Saleh, dibantu oleh Arab Saudi (dan Partai Islah/Ikhwanul Muslimin) akhirnya menundukkan pemberontakan itu.
Sejak tahun 2004, suku Houthi yang bermazhab Syiah Zaidiyah menuntut otonomi khusus di wilayah Saada sebagai protes atas diskriminasi dan penindasan dari rezim Saleh. Tuntutan ini dihadapi dengan senjata oleh Saleh (lagi-lagi dibantu Arab Saudi), dan meletuslah perang sipil yang menewaskan lebih dari 5000 tentara dan rakyat sipil (suku Houthi) pada rentang 2004-2008.
  1. Rezim Saleh – Amerika – Al Qaida – Kelompok Salafi
Tahun 2009, kelompok Salafi (Gerakan Yaman Selatan/ al Hirak al Janoubi) yang dipimpin kelompok Tareq Al Fadhli angkat senjata melawan rezim Saleh. Al Fadhli adalah alumnus jihad Afganistan yang berperan membantu Saleh dalam membungkam faksi sosialis. Al Fadhli dan iparnya, Jenderal Mohsen Al Ahmar, kemudian menjadi tokoh penting dalam pemerintahan Saleh. Mohsen adalah pelindung utama Saleh dalam menghadapi berbagai pemberontakan, termasuk dalam upaya membungkam suku Houthi. Namun bulan madu Saleh-Mohsen mulai buyar sejak tahun 2000, karena kekhawatiran Saleh bila kubu Mohsen kelak akan merebut kekuasaan dari kubu Saleh. Kekuasaan Mohsen kemudian dilucuti satu demi satu. Mohsen pun bersekutu dengan keturunan Husein Al Ahmar (pendiri Partai Islah/Reformis) untuk menggulingkan Saleh.
Di masa ini, muncul aktor baru di Yaman, yaitu Al Qaida Arab Peninsula (AQAP) yang memproklamasikan diri pada tahun 2009. Dua tokoh utama AQAP, anehnya, adalah dua warga Arab Saudi alumni Guantanamo, Abu-Sayyaf al-Shihri dan Abu-al-Harith Muhammad al-Awfi. William Engdahl menyebut fakta ini memunculkan kecurigaan bahwa tujuan utama CIA dan Pentagon melakukan teknik brutal kepada tawanan Guantanamo sejak September 2001 adalah untuk mentraining ‘sleeper terrorists’ (teroris tidur) yang sewaktu-waktu bisa diaktifkan sesuai komando intelijen AS. Di saat yang hampir bersamaan, Presiden Saleh membebaskan 700 narapidana teroris dengan alasan ‘mereka sudah berkelakuan baik’.
Mengingat donatur utama Al Qaida adalah Arab Saudi, dan pembentukan Al Qaida memang didalangi AS dan Arab Saudi (hal ini sudah diakui oleh Hillary Clinton), tentu kemunculan Al Qaida di Yaman adalah demi kepentingan AS.
Meski Al Fadhli menolak tuduhan bahwa dia bekerja sama dengan Al Qaida, namun AS tetap membombardir Yaman dengan alasan mengejar Al Qaida. Antara 2009-2011, korban serangan bom yang diluncurkan pesawat tempur AS (dengan seizin Presiden Saleh) telah menewaskan ratusan rakyat sipil Yaman, termasuk anak-anak.
Atas alasan untuk menumpas Al Qaida pula, pada tahun 2010, Presiden Saleh dan Jenderal Petraeus dari AS bertemu. Petraeus menjanjikan bantuan “dana keamanan” 14 kali lipat lebih besar (dana total sejak 2008 hingga 2010 yang diterima Saleh dari AS mencapai 500 juta dollar), dan imbalannya, Saleh mengizinkan Pulau Socotra untuk dipenuhi dengan berbagai peralatan militer canggih AS.
Namun, akhirnya pada Juni 2014, Al Fadhli menyatakan bergabung dengan Al Qaida. Dan sejak 2015, ISIS menyatakan ikut bergabung dengan Al Qaida Yaman. Pada 21 Maret 2015, ISIS mengebom sebuah masjid di Sanaa (ibu kota Yaman), yang jamaahnya sebagian besar muslim Syiah Zaidiah yang tengah menunaikan sholat Jumat (142 tewas, 351 lainnya terluka).
Era Arab Spring
Melihat track record Presiden Saleh yang selalu berperang dengan rakyatnya sendiri dan kemiskinan yang semakin mencekik rakyat, tentu tidak mengherankan bila pada tahun 2011, seiring dengan gelombang Arab Spring, rakyat Yaman (dari berbagai suku dan mazhab) bangkit berdemo menuntut pengunduran dirinya. Masifnya gerakan demo di Yaman akhirnya berujung pada tergulingnya Saleh yang telah berkuasa 33 tahun. Ia melarikan diri pada November 2011 ke Arab Saudi, dan digantikan oleh Mansur Hadi. Namun, tahun 2012, Saleh kembali ke Yaman dan dilindungi oleh Mansur Hadi. Anak Saleh, Jenderal Ahmed Ali, bahkan tetap memiliki kekuasaan penting di militer. Dalam situasi ini, Al Qaida melakukan aksi-aksi pengeboman, termasuk mengebom istana kepresidenan, menambah kacau situasi di Yaman.
Singkat kata, pasca keberhasilan rakyat menggulingkan Saleh, yang berkuasa di Yaman adalah elit-elit lama, termasuk anasir Al Qaida. Faksi-faksi yang banyak berjuang dalam upaya penggulingan Saleh justru disingkirkan, termasuk suku Houthi (gerakan Ansarullah). Ini memunculkan ketidakpuasan rakyat yang semula berharap terjadinya reformasi.
Gerakan Ansarullah bahkan berhasil menggalang demo besar-besaran (rakyat umum, tidak sebatas suku Houthi) sejak Agustus 2014, menuntut diturunkannya harga BBM dan dilakukannya reformasi politik. Menyusul aksi demo ini, Perdana Menteri Salim Basindwa mundur dari jabatannya dan Presiden Mansur Hadi bersedia menandatangani perjanjian dengan Ansarullah, yang isinya Mansur bersedia membentuk pemerintahan baru dengan melibatkan Ansarullah dan semua partai politik yang ada. Perjanjian ini menandai semakin meluasnya pengaruh Ansarullah (Syiah Houthi) di pusat kekuasaan Yaman. Namun kemudian, Mansur Hadi memilih lari ke Arab Saudi dan meminta bantuan militer dari Saudi. Sejak 26 Maret 2015, Arab Saudi dibantu negara-negara Teluk dan Israel, serta didukung oleh AS membombardir Yaman.
Kesimpulan saya, suku Houthi (Ansarullah) hanyalah satu dari sekian banyak aktor yang terlibat konflik di Yaman dan awalnya tidak dominan. Yaman sejak awal telah dilanda konflik internal yang ruwet, melibatkan sangat banyak suku, ‘aliran agama’, kelompok bisnis, dan dinasti/keluarga (yang saya tulis di atas hanya ringkasan saja). Namun, kesolidan dan strategi Ansarullah dalam membangkitkan kekuatan rakyat tertindas rupanya berhasil membawa mereka naik ke permukaan melawan dominasi elit yang berkuasa selama 37 tahun terakhir. Dan ‘gara-gara’ kelompok ini bermazhab Syiah, dengan segera isu yang dimainkan adalah isu mazhab.
Namun yang perlu dicatat, lihat lagi peta di awal tulisan ini, potensi ekonomi dan geopolitik yang sangat besarlah yang menjadi pivotal factor bagi negara-negara kuat untuk menggelontorkan dana sangat besar untuk membiayai faksi-faksi yang berseteru di Yaman.
Aktor asing terkuat di Yaman, tentu saja AS, yang sejak 2001 menggelontorkan ratusan juta dollar (triliunan rupiah) untuk rezim Saleh. AS juga menginvestasi dana dan perlengkapan militer tercanggihnya di Pulau Socotra. Di saat yang sama, AS meraup untung besar dari perdagangan senjata ke negara-negara Arab dan Teluk. Kemudian ketika pemerintahan boneka terbentuk, perusahaan-perusahaan AS pula yang dipastikan akan mendapatkan berbagai kontrak infrastruktur dan minyak (seperti yang terjadi di Libya dan Irak).

[ditulis oleh Dina Y. Sulaeman untuk http://www.ic-mes.org]
Sumber artikel dibaca dari https://dinasulaeman.wordpress.com/2015/03/28/ada-apa-dengan-yaman/
Unknown